Teori Alfred Adler

Submitted by: Submitted by

Views: 1653

Words: 4482

Pages: 18

Category: Philosophy and Psychology

Date Submitted: 06/14/2010 11:55 PM

Report This Essay

TEORI ALFRED ADLER

Kehidupan Alfred Adler (1870-1937)

Anak kedua dari enam bersaudara, Alfred Adler lahir pada 7 February 1870 dan tumbuh di pinggiran kota Vienna. Adler hanya mengenal beberapa anak Yahudi dan lebih dipengaruhi oleh kultur Vienna daripada kultur Yahudi.

Pada awal masa kanak-kanak Adler tidak bahagia. Hal itu ditandai dengan sakit, dan kesadaran terhadap kematian, ketidakbahagiaan, dan kecemburuan dari kakak tertuanya. Dia menderita rakhitis, yang membuatnya tidak dapat berlari dan bermain dengan anak lain. Pada umur 3 tahun, dia menyaksikan kematian adik bungsunya, pada umur 4 tahun, Adler sendiri sudah sangat dekat dengan kematian karena pneumonia.

Adler pada awalnya dimanjakan oleh ibunya, hal itu hanya agar ia dapat menerima kehadiran adik laki-lakinya. Hubungan masa kana-kanaknya dengan orang tuanya menjadi sangat berbeda dengan Freud. Adler lebih dekat dengan ayahnya daripada ibunya. Dan dapat dimengerti jika kemudian ia menolak kompleks Oedipus milik Freud karena hal itu sangat asing bagi pengalaman masa kecilnya.

Seiring pertumbuhannya dan meningkatnya kesehatannya, dia mulai menghabiskan banyak waktu di luar ruangan, terutama karena dia tidak bahagia di rumah. Meskipun kekakuan dan ketidakatraktifannya, dia bekerja keras untuk menjadi disukai oleh teman bermainnya dan menemukan perasaan penerimaan dan harga diri yang tidak dia temukan di rumah. Hasilnya, dia membangun kasih sayang yang besar bagi persahabatan dengan orang lain, sebuah karakteristik yang dia pegang seumur hidupnya. Dalam teori kepribadiannya, dia menekankan pada pentinganya hubungan anak dengan kelompok teman sebaya. Dia melihat peran anak lain, baik saudara maupun orang lain, adalah lebih penting bagi perkembangan kepribadian.

Di sekolah dia tidak bahagia dan merupakan murid yang biasa-biasa saja. Adler khususnya tidak pandai dalam matematika, tapi lewat ketekunan dan kerja keras dia bangkit dari murid yang gagal, menjadi yang terbaik di...